Kajian Fitostabilisasi Limbah Hasil Tambang Tembaga (Tailing)

Limbah pertambangan adalah hasil buangan dari limbah industri yang disebut sebagai tailing. Tailing berasal batuan berharga diproses menjadi partikel halus dan kemudian dipisahkan antara mineral sisanya. Pada umumnya tailing sangat miskin bahan organik, tidak mengandung unsur hara, porositas tinggi ada aktivitas mikroorganisme. Jumlah terlalu dalam tanah dapat mengganggu perkembangan tumbuhan karena bersifat racun. Teknologi untuk memperbaiki lingkungan tembaga telah banyak diaplikasikan, salah satunya yaitu fitostabilisasi. ini meliputi penyerapan, presipitasi, pengurangan logam dengan cara imobilisasi air. Fitostabilisasi merupakan teknologi hijau ramah lingkungan, efektif aspek biaya, aman, efisien akibat Kajian bertujuan mengkaji berbagai literatur tentang upaya tercemar tembaga. Metode kajian berupa penelaahan sumber literatur. Merangkum penelitian dilakukan memahami kemampuan perencanaan floating treatment wetland. menggunakan akuatik memiliki meremediasi tembaga, lokal, menghasilkan biomassa tinggi. Tumbuhan fitostabilitator digunakan Limnocharis flava, Vetiver zizanoides, Eichhornia crassipes penyisihan masing-masing 95,56%, 95,83%, 76,9%. ditanam pada wetland (FTW) penggunaan suatu media mengapung sehingga akar menggantung bebas di Jika kandungan setiap hektar 10.000 m3, maka diperlukan jumlah FTW berukuran 4,5 m × 1 sebanyak 2.223 kebutuhan 100.035 tumbuhan.